Selasa, 23 Juli 2013

Menyongsong Fajar

Hening terasa begitu dalam, Berpadu dingin menusuk tulang
Dunia terasa begitu tenang, dalam malam nan kelam
Raga-raga begitu tenang di pembaringan
Menelusup kedalam selimut semakin menambah kenikmatan

Masih,,,

Hening masih terasa
Hingga adzan Shubuh berkumandang diantara sunyi
Bersahutan memecah sepi
Memanggil Jiwa untuk kembali

Tapi,,,

Dunia seakan tuli dalam dingin yang masih menyelimuti
Mata begitu sulit untuk terbuka
Kaki enggan melangkah
Sementara pembaringan semakin menawarkan kehangatan
Maka mereka tetap tenang dalam tidurnya
Mereka lalai dan abai

Kecuali,,,

Insan-insan yang telah terbiasa terjaga
Terbiasa memenuhi kewajibannya
Terbiasa menikmati malam sejak sepertiga terakhirnya
Subuh adalah kenikmatan baginya
Dingin tak lagi dirasa
Bergegas melangkah memenuhi panggilan kepada Penciptanya
Hanya mereka yang mengerti tentang malam yang berganti
Hanya mereka yang mengerti kebahagiaan hakiki

Pandeglang, 23 Juni 2013 M / 15 Ramadhan 1434 H

Jumat, 19 Juli 2013

Ajari Aku Cinta

Wahai sang pemuja cinta, yang selalu mengatasnamakan cinta.

Wahai dewa cinta, yang selalu berbicara seperti pujangga.

Wahai sang pencinta, yang selalu mencinta.

Tolong dengar tanyaku tentang cinta…

Kepadaku, deskripsikanlah cinta yang konon penuh arti…

Ceritakan padaku bagai mana merasakan cinta…

Apakah cinta itu buta? Seperti yang sering aku dengar?

Tolong jelaskan padaku yang tak mengerti…

yang aku tahu, cinta adalah sebuah kata tak terdefinisi.

Terlalu sering aku mendengar kata cinta, di tivi, di radio, di jalanan,di sebuah lagu yang dinyanyikan, dimanapun, tapi tetap saja aku tak mengerti…

Sering aku melihat huruf huruf yang terangkai membentuk kata cinta juga ada dimana mana, di koran, di majalah, di secarik kertas tak bertuan yang terhempas angin, di dinding-dinding bagian belakan gedung pencakar langit, di meja belajar dalam ruang kelas, ditempat sampah, di spanduk yang terpampang dijalanan,… Dimanapun…

Wahai sang pemuja cinta, beritahu aku tentang cinta…

Wahai dewa cinta, ceritakanlah cinta itu padaku…

Wahai sang pencinta, ajari aku mencinta…

Wahai cinta, hadirlah padaku, agar aku tahu tentang mu.

#Repost

Bersandar

Bersiaplah untuk kecewa, ketika engkau menyandarkan harapan pada makhluk NYA. Adalah sebuah capaian yang pantas untuk pengharapan selain pada NYA.

Jangan mengutuk pada pinta yang tak terpenuhi, tapi pantaskan diri untuk mendapat ridho ROBBI.

Mungkin ingin mu tak selalu diberi, tapi ALLOH selalu cukupkan kebutuhan mu sebagai ganti.

Jangan terlalu banyak meminta yang kau tak punyai, sementara yang ada tak pernah kau syukuri.

“Barang siapa yang bersyukur atas nikmat KU maka akan KU tambah nikmat baginya, dan barang siapa yang ingkar terhadap nikmat KU maka sesungguhnya azab KU sangatlah pedih” (QS. Ibrahim:7)

Silahkan saja berusaha dan berencana, tapi tetap percaya bahwa rencana ALLOH atas hamba adalah lebih baik dari segalanya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidakmengetahui.” (QS.Al-Baqarah:216)

Kamis, 11 Juli 2013

Lusuh

Dalam sucinya waktu
Jiwa yang resah berbalut raga belia
Kini tengah galau dalam kembara
Mematahkan jarak yang entah
Menembus waktu namun terlalu

Semua demi apa.....?
Untuk siapa.....?

Entahlah....

Biarkan semua begini adanya
Bagai berjalan tanpa arah
Hingga nanti aku jengah
Dan segalanya berubah
Meniti langkah menuju berkah
Mengais ilmu walau tak tentu waktu

Aku
Bagai berlari dalam gelap
Menuju setitik cahaya nan mengkilap
Ku yakin semua kan benderang
Bersambut senyum nan riang

Cimanggu, 11 Juli 2013

Minggu, 20 Januari 2013

Ruang dan Kita

Waktu terus berputar beriring malam yang kian pudar
Jarak masih membentang terlalu angkuh untuk dipatahkan
Sementara rindu hanya bisa membisu didalam qalbu
Seakan Kita masih terlalu jauh
Jauh sudah aku berjalan
menyusuri ruang yang beraneka
menjejakkan kaki pada tempat berbeda
namun tak jua ku temukan kata Kita.

Entah siapa dirimu
Entah dimana 'kan ku temukan mu

Namun...
Ketika waktu berkonspirasi mengetuk dua qalbu
Maka rindu-lah yang 'kan menuntunku menuju kearahmu
Mematahkan jarak yang membentang
Menembus ruang yang berbeda
Menhancurkan diding yang menghalang
Hingga tiada lagi ruang berbeda

Kemudian hening menyapa
Tawa, Canda, Bersama
Melukiskan indahnya Kita

Sabtu, 24 November 2012

Surat Untuk Jodohku

Untukmu, Perempuanku,,,,
Wherever You are.

Aku berharap dirimu selalu sehat dan tak kurang sesuatupun. Aku yakin dirimu disana masih menantiku. Teruslah kau menanti hingga aku datang menjemputmu untuk kita jalani hidup bersama.

Rinduku, kini telah menuntun hatiku untuk mencarimu. Anganku selalu mencoba untuk melukiskan raut wajahmu yang berhias seulas senyum, namun semua sirna bersama gelapnya malam.

Ingin aku memanggil sebuah nama, nama yang telah dituliskan dalam sebuah kitab bernama Lauhul Mahfudz. Namun saat ini aku belum mengenal nama itu, namamu, perempuanku, jodohku.

Kalau boleh tahu, kamu sekarang ada dimana?. Aku mencarimu kemana-mana. Tapi aku belum jua menemui dirimu. Apa mungkin kamu adalah seseorang yang sudah aku kenali? Namun Allah belum megabarkannya kepada kita, jika kita berjodoh? Ya , kita. Aku dan kamu, hatiku dan hatimu.

Aku ingin menemuimu di saat yang tepat, saat kau telah siap untuk menjalani hidup bersamaku. Karna dalam pencarianku, aku juga tangah mempersiapkan banyak hal untukmu, untukku, untuk kita.

Perempuanku, do’akan aku, do’akan aku agar aku dapati jalan untuk menemukanmu. Do’akan aku agar aku dapat malihat wajahmu, mengenalmu, mencintaimu, dan meraih hatimu. Aku ingin pertemuan kita kelak, menjadi sebuah kenangan yang indah. Kenangan yang tak terlupakan, dan aku ingin mengabadikannya dalam kata kita, bersamamu. Aku dan kamu menuliskan kisah kita, agar seluruh dunia tahu.

Akulah lelaki yang kelak menjadi imammu, membimbingmu, dan menuntunmu agar kita dapat menjalani kehidupan kita dengan indah. Sayang, keindahan itu pasti akan tercipta jika kita bisa saling mengerti, saling memahami, dan saling berbagi. Semua itu pasti bisa kita raih, karna dirimu menggenggam erat separuh jiwaku, sebagaimana aku memeluk hatimu.

Perempuanku, sementara aku mencarimu. Belajarlah banyak hal, belajarlah tentang cinta dan kasih sayang, belajarlah untuk mengerti dan memahami, belajarlah untuk memberi dan berbagi, karna kelak jika kamu sudah hidup bersamaku, kamu harus melakukan banyak hal, sayang. Kamu akan menjadi pelengkap bagi jiwaku, kamu adalah ibu dari anak-anakku, anak-anak yang lahir dari rahimmu, anak kita sayang.

Aku tidak mengharapkan dirimu menjadi seseorang yang sempurna, karna aku sadar, tak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan itu adalah ketika kita, aku dan kamu, dapat saling melengkapi, saat aku lemah aku ingin kau menjadi penguat bagiku. Saat aku jatuh terpuruk, aku ingin kau menjadi penyemangat bagiku, dan ketika aku bahagia, aku ingin kau selalu ada disampingku. Karna bahagiaku adalah bersamamu.

Berjanjilah sayang, berjanjilah kita akan selalu bersama. Walau kita berbeda, kita masih tetap bisa bersama seperti pelangi kan? Yang dapat menjadikan perbedaan itu indah. Kita bisa kan menjadi seperti senjanya hari yang indah dan teduh, menyejukkan. Tapi aku yakin, senja kita akan lebih indah daripada senjanya hari.

Perempuanku, yang kini tengah mengharapkan kedatanganku, sebagaimana aku berharap untuk berjumpa denganmu. Yakinlah aku pasti akan menemuimu pada waktu yang tepat.

 

                                                           Salam penuh Cinta

 

                                                               Aku, Lelakimu.


Senin, 29 Oktober 2012

Menunggumu



Aku relakan kali ini untuk tidak menantikan matahari terbenam walau cuaca sangat cerah. Aku memilih untuk menghabiskan sisa hari ini di sebuah warung dimana tatapan kita pernah saling beradu.
"Bu, tolong buatkan kopi" pintaku pada pemilik warung dipinggir jalan itu.
Obrolan ringan bersama ibu warung memecah kebisuan diantara bising kendaraan yang lalu lalang.
Berpuluh bahkan beratus kata telah menguap bersama kepulan asap kopi hangat yang menemani sedari tadi.
Berkali kali aku menoleh pada arah yang mungkin dirimu akan datang, tapi setiap aku menoleh aku tidak mendapati dirimu berada disana.
Aku menunggumu dalam ketidakpastian, sama seperti yang kau lakukan beberapa hari yang lalu. Sungguh lucu, kau dan aku berada dalam dua ruang berbeda tersekat oleh ruang ruang yang entah.
Kepulan asap dari secangkir kopi yang sudah tidak penuh itupun sudah berhenti. Mungkin matahari yang tampak dari tepian pantai sana sudah separuhnya terbelah oleh lautan. Jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kananku terus berdetak, hingga adzan maghrib dikumandangkan kau tak juga datang.
Aku hanya bisa tersenyum menutup hari, dan berharap engkau yang entah dimanapun tersenyum jua.
Dalam hal ini, tidak ada yang patut untuk dipersalahkan. Dan aku, akupun tidak menyalahkan siapapun dalam hal ini. Aku tidak menyalahkanmu, pun diriku sendiri karna kita memang tidak pernah punya kesepakatan atas 'hal bodoh' yang telah kita lakukan masing-masing.
Mungkin takdirlah yang kelak akan andil dalam pertemuan kita. Dan aku tidak pernah menyalahkan takdir. Karna takdir punya jalannya sendiri, dan aku punya cara tersendiri. Aku sadar, sepenuhnya sadar, bahwa rencana TUHAN lah yang pasti berlaku. Tapi aku tidak tahu rencana TUHAN, maka aku mengupayakan apa-apa yang baik bagiku dengan cara-cara yang baik.

Directory Kata

blog search directory Society Blogs