Kamis, 01 Desember 2011

Naga Api



Riuh rendah wanita dan anak-anak yang meminta tolong seakan tak ada yang mempedulikannya. Para pria dewasa tengah bertarung melawan naga api yang membabi buta mengamuk diperkampungan penduduk di kaki gunung sastro wijoyo. Banyak dari mereka yang mati sia-sia. Dalam sekejap saja, kampung itu sudah binasa dan sang naga dengan secepat kilat menghilang dari hadapan mereka. Yang kini nampak dihadapan mereka hanyalah puing-puing yang menyala.
Mereka yang selamat berlari ke arah utara, menjauhi gunung dan mengungsi ke kampung lain.
Seorang pria bersama seorang anak justru berjalan kearah berlawanan, mereka pergi kearah hutan.
'Ayah, kenapa kita tinggal di hutan ini ayah?, warga lain pergi mengungsi ke kampung lain, tapi kenapa kita justru mendekati rumah naga api itu ayah? disini hanya kita berdua ayah, tidak ada siapa-siapa'. Joko bertanya dengan penuh rasa penasaran kepada ayahnya yang memilih pergi kehutan yang dekat dengan bersemayamnya sang naga api.
Ayah Joko tersenyum dan kemudian merendahkan tubuhnya, agar badannya yang kekar menyamai tinggi anaknya. Dipandanginya wajah anaknya dengan penuh kasih sayang, 'Anak ku, kita tidak sendiri disini, lihatlah burung-burung itu, lihat binatang-binatang itu, kita tidak bisa meninggalkan mereka dalam keadaan seperti ini. Kita harus menjaga mereka'.
'Tapi ayah, bagaimana jika Naga api itu datang dan menyerang kita?'
'Naga api itu marah karena merasa tempat tinggalnya terusik, sebenarnya Naga api itu sangat bersahabat, dia tidak akan menyerang kita jika kita menjaga hutan ini' Ayah joko meyakinkankan putranya sambil berjalan menhampiri Joko dengan menggenggam busur panah.
'Tapi jika itu terjadi, kita lawan naga itu dengan panah ini Joko'
Joko segera saja meraih busur panah yang disodorkan ayahnya.


[continued...]

sumber gambar : photobucket.com

1 komentar:

  1. wah saya penasaran sama kisah selanjutnya!! ^^ Bravo bravooo :D

    BalasHapus

Tinggalkan jejak dengan berkomentar

Directory Kata

blog search directory Society Blogs