…
Heningnya malam itu semakin terasa. Dan aku semakin jauh meninggalkannya bersama putaran roda mobilku yang semakin cepat. Pikiranku kalut, tapi aku terus saja melaju.
Malam itu sepertinya takdir tenah berkonspirasi dengan aneka masalah yang datang. Aku sadar masalah dalam hidup adalah hal biasa. Tapi saat itu aku seakan tak mampu menanggung semuanya.
Jam pada radio yang menempel di mobilku menunjukkan angka 22:18. Aku merasa sangat lelah. Tubuhku letih, pikiranku kalut, hatiku kesal.
"Andai ada sesuatu yang bisa menyelesaikan segala permasalahan dalam sekejap malam ini" Pikirku. Hitam menyelimuti pikiranku, bahkan aku melupakan Tuhan yang Maha Besar, aku malah tenggelam dalam kebesaran masalahku sendiri.
…
Malam terasa sangat panjang, mungkin hanya aku yang masih terjaga. Jangkrik-jangkrik menertawaiku, botol-botol minuman beralkohol murahan berserakan didekatku. Semua masalahku seakan terselesaikan malam itu. Aku seperti melayang, tubuhku terasa amat ringan. Dengan langkah gontai aku menghampiri mobilku, dan segera melaju.
Jarum penunjuk kecepatan terus bergerak naik melewati angka 100. Jalanan sepi, dunia seakan hanya milikku. Seperyinya minuman yang aku tenggak telah mpunyai kesepakatan dengan malam untuk mberiku kebahagiaan, dan menyelesaikan masalahku.
Aku tak merasakan apa-apa tangan dan kakiku seolah bergerak dengan sendirinya. Kini putaran roda mobilku terus berpacu dengan waktu. Jalan yang berliku itu kulalui dengan dengan tenang, hingga sampai pada tikungan kekiri tiba-tiba saja sorot lampu dari hadapanku menyilaukan mataku. Sontak tanganku langsung membanting stir entah kemana arahnya bersamaan dengan pedal rem yang aku injak tanpa perasaan. Yang aku ingat saat itu hanya ada suara benturan. Cahaya terang yang baru saja muncul dihadapanku seolah padam. Hitam
…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak dengan berkomentar