Bias jingga dilangit sore itu perlahan mulai pudar, digantikan dengan nyala lampu-lampu jalan yang agak muram karena mungkin telah lelah terus berada disana, sementara aku sudah hampir 20 menit berdiri diantara orang-orang yang tengah menanti. Ya, menanti aku dan semua orang yang berdiri di halte ini tengah menantikan kedatangan bus yang akan mengantarkan kami munuju terminal pulogadung.
Beberapa bus sudah berhenti dan kemudian melaju. Tapi aku belum berkesempatan untuk menumpangi salah satu bus itu, jarak ku masih terlalu jauh. Tiap bus berhenti, aku dan semua yang berdiri disana berkesempatan maju sekitar 5meter sebelum akhirnya dapat naik kedalam bus.
Hawa yang panas perlshan merasuk kedalam tubuh dan memaksa cairan-cairan dalam tubuh terdorong keluar melalui pori-pori. Disaat seperti ini, penampilan mungkin terabaikan. Batik kraton yang ku kenakan tak lagi licin, parfum yang tadi pagi aku semprotkan kini telah pudar bercampur keringat debu dan aroma sangit knalpot bajaj dan kopaja. Batik ini baru aku beli beberapa hari yang lalu, dan ini adalah satu-satunya baju batik yang aku miliki. Dan ini sangat istimewa, meski saat itu aku tak pernah berniat untuk membelinya. Namun sekarang aku seperti terhipnotis oleh motif-motif yang kini tengah aku kenakan...
teeet,,, besssss,,, Sebuah bus biru berhenti tepat dihadapanku, dan perlahan pintunya terbuka.
***
...continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak dengan berkomentar